MEMBANGUN IMAN
Hari Minggu XVI Ses. Pentakosta
Renungan Pagi, 16 September 2021
♪GB.85 : 1 – Berdoa
2 Korintus 12 : 16 – 19
Di hadapan Allah dan demi Kristus kami berkata: semua ini, saudara saudaraku yang kekasih, terjadi untuk membangun iman kamu (ay.19b)
“Membangun itu tidak mudah”. Ungkapan ini mungkin saja tidak bisa diterima oleh banyak orang. Karena bagi para pekerja bangunan, bisa saja membangun itu mudah. Sedangkan bagi orang yang merancang bangunan, bisa saja membangun itu sulit. Ia harus menentukan bahan baku, menghitung skala perban-dingan, mempertimbangkan segala risiko, dll.. Dari contoh ini, dapat kita ketahui, bahwa membangun itu membutuhkan kerja-sama dari semua pihak. Jika orang yang merancang bangunan telah melakukannya dengan baik, tetapi pekerjanya hanya asal mengerjakan, maka tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Paulus yang merupakan penulis surat Korintus kembali memperlihatkan kepada kita saat ini, bahwa menjadi utusan Tuhan itu tidak mudah. Pertama, akan selalu berhadapan dengan tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan terbesar adalah dari dalam diri. Untuk dapat mengatasi tantangan yang ada dalam diri, seseorang harus membangun hubungan yang intim dengan Tuhan, dan meminta hikmat kepada-Nya agar mampu untuk mengendalikan diri. Jika hal ini dilakukan oleh orang yang beriman kepada Yesus, maka ia mampu untuk melaksanakan tugas pengutusan. Kedua, tugas untuk membangun iman. Membangun iman berarti membina sesama yang percaya kepada Yesus agar tetap memiliki kepercayaan dan mempraktikkan imannya.
Kita belajar dari kehidupan Paulus; orang yang mengalami perjumpaan dengan Yesus; lalu memberikan hidupnya untuk Yesus. Orang yang hidupnya untuk Kristus akan membangun kehidupan imannya dan kehidupan iman sesamanya. Membangun iman tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, ada prosesnya. Situasi sulit merupakan bagian dari proses membangun iman. Dalam situasi sulit inilah kita dapat melihat dan merasakan penyertaan Tuhan.
♪KJ. 282 : 1,2
Doa : (Tuhan, mohon berilah kami kepekaan untuk mengetahui, bahwa setiap peristiwa yang terjadi merupakan proses membangun iman)