Kegiatan Ibadah Keluarga, Rabu 31 Maret 2021

[et_pb_section fb_built=”1″ _builder_version=”3.22″][et_pb_row _builder_version=”3.25″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.25″ custom_padding=”|||” custom_padding__hover=”|||”][et_pb_text _builder_version=”3.27.4″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”]Ibadah keluarga adalah hal rutin yang dilakukan di lingkup GPIB tidak terkecuali di GPIB Jatipon, pada tanggal 31 Maret 2021, Ibadah rutin ini mengambil tempat di gedung gereja dan diadakan secara daring dan luring. Namun ada yang menarik dari kegiatan Ibadah keluarga rutin ini yaitu adanya interaksi antara jemaat dan Pembawa firman yang dibawakan oleh KMJ GPIB Jatipon yaitu: Pdt. Sem. Karinda.
Khusus di ibadah keluarga ini, tema yang diusung adalah ” Doa di Taman Getsemani” yang terambil dalam Matius 26: 36-46. Perikop ini menjelaskan bagaimana Tuhan kita Yesus Kristus, berserah dalam hidupnya dengan Doa meminta jikalau bisa agar cawan ini bisa lewat daripadanya. Doa sangatlah penting dalam kehidupan orang Kristen, menurut Pdt Sem. Karinda namun sekarang ini doa hanyalah sebuah rangkaian kata-kata Indah tetapi tidak mempunyai makna, Doa seringkali hanya sebuah sikap lipat tangan dan tutup mata. Namun Doa lebih dari sebuah rangkaian kata-kata indah dan sikap sempurna, dalam Doa harus ada sikap kerendahan diri dan hati melakukan penyerahan total kepada Tuhan kita Yesus Kristus.

Dalam doa kita harus membangun relasi kita dengan Tuhan, dalam doa kita letakkan harapan kita kepada Tuhan Yesus sebab menurut Pdt Sem. Karinda, hidup kita tidak selalu berjalan lurus, ada rintangan dan halangan yang menghadang kita sebagai orang Kristen, sehingga doa kepada Tuhan Yesuslah yang akan menolong kita.

Ibadah ini juga berjalan dengan sangat interaktif dimana jemaat yang hadir melalui Zoom dan Youtube bisa langsung mengajukan pertanyaan khusus mengenai tema ini. Secara keseluruhan kegiatan ini berlangsung seru dan menarik, dan merupakan sebuah terobosan baru dalam kegiatan bergereja menjelang Perjamuan Kudus mengenang kematian Tuhan Yesus di kayu salib untuk menebus seluruh Umat Manusia dan kebangkitannya setelah turun dalam kerajaan maut dan menaklukan kematian itu sendiri.

Tuhan Yesus memberkati.


[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]