Kegiatan Germasa, LH

[et_pb_section bb_built=”1″ _builder_version=”3.19.3″ background_color=”#e09900″][et_pb_row][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text _builder_version=”3.19.3″]
  • KLINIK HUKUM LENTERA

Sejak dibukanya pelayanan Klinik Hukum Lentera bagi warga Jemaat Jatipon di bulan Januari 2019 maka pelayanan hukum ini  telah mendapat respon positif dari para warga jemaat. Beberapa permasalahan hukum yang sedang berkembang ditengah jemaat Jatipon telah tertangani dengan baik antara lain seputar masalah perkawinan antar agama dan pembagian harta warisan beserta segala pernak perniknya yang diangkat oleh sebagian warga jemaat kita. Perlu kami yakinkan bahwa nama dan masalah hukum setiap client tetap akan dijaga kerahasiaannya. Penasehat Hukum GPIB Jatipon ibu Rielen Pattiasina menyediakan waktu untuk memberikan advokasi gratis pada setiap hari Minggu mulai pukul 12.00 wib sampai selesai, hanya melalui perjanjian terlebih dahulu. Silahkan hubungi Pnt. Untung Suryanto melalui WA no.  081 110 2749 untuk membuat perjanjian.

 

  • Pojok Lingkungan Hidup

Melindungi Bumi dengan Energi Nuklir.  Amankah ?

Saat ini bumi menghadapai ancaman serius berupa kerusakan lapisan ozon dan perubahan iklim dan jika dibiarkan terus terjadi maka semua kehidupan di muka bumi akan musnah secara perlahan. Kerusakan lapisan ozon menjadi ancaman serius karena fungsinya menghalangi radiasi ultraviolet dari matahari yang berbahaya bagi tanaman, hewan dan manusia.

Sementara itu, perubahan iklim sangat mempengaruhi perubahan pola cuaca. Cuaca menjadi lebih ekstrem dan terjadi peningkatan temperatur muka bumi. Dampaknya antara lain kemarau menjadi lebih panjang seperti sekarang ini, curah hujan menjadi lebih tinggi, badai lebih sering terjadi seperti di pantai timur Amerika Serikat, banjir bandang serta kenaikan permukaan dan suhu air laut.Yang akan terkena dampak paling besar akibat peningkatan suhu dan permukaan laut adalah wilayah pesisir pantai dari negara negara kepulauan seperti Indonesia. Tentu saja ribuan pulau kecil yang dimiliki Indonesia bisa tenggelam sebagai dampak perubahan iklim tersebut.

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan perubahan iklim telah mempengaruhi setiap negara di setiap benua. Ini telah mengganggu ekonomi mereka dan mempengaruhi kehidupan, merugikan banyak penduduknya dan akan terus terjadi dimasa depan jika tidak ada kesadaran masyarakat untuk menghentikan pemanasan global. Satu sumber penyebab terbesar peningkatan suhu bumi adalah peningkatan gas rumah kaca (green house effect) dan terutama peningkatan emisi karbon dioksida (CO2) berasal dari pembangkit listrik bahan bakar batubara dan alat transportasi darat, laut  dan udara.

Jika kita peduli akan keselamatan anak dan cucu kita, haruslah kita bersama sama menemukan cara pencegahan yang terus menerus sebagai pola hidup manusia. Salah satu teknologi untuk mengurangi perubahan iklim adalah dengan memanfaatkan energi terbarukan seperti yang sudah dimulai banyak negara didunia sebagai upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Bagi Indonesia, sudah waktunya memulai pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang ramah lingkungan.

Ahli fisika nuklir telah mempelajari kasus kerusakan reaktor nuklir Fukushima Daiichi, Jepang dimana PLTN ini menggunakan pellet uranium dioksida (UO2) sebagai reaktor didalam tabung silindris terbuat dari unsur kimia Zirkonium (Zn).Yang terjadi disana adalahsilinder Zirkonium menjadi overheateddan bereaksi dengan air (H2O) yang berfungsi sebagai pendingin dan mampu memproduksifree hydrogen(H2) yang sangat mudah meledak. Tahun ini, WestinghouseElectric Company dan Framatome melapisi dindingsilinderZirkonium tadi dengan material yang tidak mudah menjadi panas. Malahan material Zn dan bahan radioaktif UO2 sudah digantikan oleh unsur kimia lain yang masih dirahasiakan. Pembangkit listrik nuklir menjadi tidak berbahaya lagi.

Ini saatnya Indonesia harus lebih gencar mengadaptasi alat transportasi listrik (sepeda motor, mobil, bus, kereta api, kapal laut) berasal dari sumber pembangkit listrik non fossil fuel seperti geothermal, tenaga hidro dan nuklir. Sayangnya, untuk teknologi nuklir, Pemerintah Indonesia masih gamang untuk memulainya. Sementara stok BBM kita hanya untuk 22 hari saja.  Sampai kapan ???

Untung Suryanto, K2 PHMJ

Sumber :  Fischetti, Mark, 2019, Scientific American

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]